Sentimen anti-Qing

Sun Yat-sen, salah satu pemimpin Revolusi Xinhai yang menggulingkan Dinasti Qing tahun 1912. Foto diambil tahun 1907

Sentimen anti-Qing (Hanzi: 反淸; Pinyin: fǎn Qing) mengacu kepada sentimen yang terutama berlangsung di Tiongkok terhadap kekuasaan Manchu selama Dinasti Qing (1644–1912), yang dituduh oleh sejumlah penentang sebagai orang barbar. Qing dituduh menghancurkan budaya Han tradisional dengan memaksa orang Han untuk memelihara taucang seperti gaya orang Manchu. Qing disalahkan karena menekan ilmu pengetahuan Tiongkok, menyebabkan Tiongkok bertransformasi dari kekuatan utama dunia menjadi negara miskin dan terbelakang. Orang-orang dari Delapan Panji hidup dari pensiun pemerintah tidak seperti penduduk sipil orang Han umumnya.

Slogan perjuangan aktivis anti-Qing adalah Fǎn Qīng fù Míng (Hanzi sederhana: 反淸复明; Hanzi tradisional: 反淸復明; secara harfiah: "Menentang Qing untuk memulihkan Ming" atau "Hancurkan Qing, Bangkitkan Ming").

Dalam arti yang luas, seorang aktivis anti-Qing adalah siapa saja yang terlibat dalam aksi langsung anti-Manchu. Ini termasuk orang-orang dari banyak gerakan politik arus utama dan pemberontakan, seperti Pemberontakan Taiping, Revolusi Xinhai, Pemberontakan Tiga Taklukan, Perkumpulan Kebangkitan Tiongkok, Tongmenghui, Pemberontakan Panthay, Pemberontakan Lotus Putih, dan lainnya.


© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search